Logic Of Sensation (Deleuze On
Cinema “Roland Bougue)
Dalam sebuah film perlu adanya rasa atau feel secara mendalam yang harus dihadirkan oleh seorang creator film. Maka dari itu adanya threatmen khusus perlulah kiranya dilakukan dalam pembentukan pola rasa yang yanng akan di presentasikan dalam sajian film, yang mana rasa itu sulit untuk di hadirkan.
Untuk menghadirkan
sebuah rasa pada karya yang sangat sulit diartikulasikan dengan kata-kata yang
disebut sensasi, perlu adanya konsepsi pemikiran yang sangat terperinci dan
terstruktur untuk menciptakan sensasi yang bukan sensasional, terkait dengan
hal ini penulis menggunakan cinema
atau film yang menjadi object pembahasan
sebagai point untuk menghasilkan
sensasi dan menggambarkan hadirnya sensasi dari sebuah cinema. Tidak dapat dinafikan bahwa dalam proses penciptaan sebuah
film memiliki banyak elemen-elemen yang saling berkaitan, bukan hanya dari
aspek teknis, melainkan juga dari pengalaman perjalanan waktu dan ruang yang
terus bergulir “duree”.
Berkaitan dengan ini, sangat
memungkinkan jika disandingkan dengan teori yang ditulis Deleuze, bahwa Deleuze
menulis teori tentang cinema yang dicatat dalam 2 periode umum yaitu;
pra-perang Dunia II dan pasca-Perang Dunia II, yakni lebih tepatnya pada 1: The
Movement-Image (1983) dan Cinema 2: The Time-Image (1985). Ia mencatat bahwa
telah terjadi perubahan yang sangat mendasar terhadap jenis-jenis film yang
bermuara pada perbedaan representasi atas waktu. Pada movement-image (imaji-gerak), Deleuze menjelaskan bahwa bagaimana
representasi imagi tak langsung atas waktu bekerja pada film-fillm klasik
(pra-PD II). Logika reaksi dan aksi pada pada film klasik di susun melalui
montage. Yang mana setiap pergerakan aksi akan menimbulkan reaksi dalam klausal
sebab akibat yang tersusun secara kronologis. Oleh sebab itu akan tertangkap
secara jelas rangkaian waktu lalu,
sekarang, dan masa depan seperti perputaran arah jarum jam yang terus bergulir.
Hal ini lah yang dikatakan bahwa sinema klasik merepresentasikan imagi tak langsung atas waktu.
Deuleuze juga
menyinggung tentang montage , menurut
Deuleuze Montage bukan sekedar gaya
pemotongan (Cutting Style). Montage merupakan sebuah upaya dan cara mngekspresikan
struktur berfikir, sebuah konsep dalam makna filsafat. Dalam kaitanya dengan
gerak, montage mengekspresikan
gerakan perubahan, memberikan konture terhadap waktu, baik langsung maupun
tidak langsung (Deleuze, 2006 :29).
Terhadap pemaparan
diatas, penulis mencoba sedikit memberikan pemahaman tentang logic of sensation yang terkait dengan cinema
berdasarkan buku Deuleuze on cinema ,
dan apa kaitanya tentang permasalahan yang terdapat pada object material yang ingin penulis teliti ?, pada tahapan ini
penulis sedikit menerangkan tahapan dari terbentuknya sensasi yang terdapat
dalam cinema , dimana tahapan tersebut tertuang dalam buku Deuleuze on cinema,
yang mana sensasi terbentuk dari guliran waktu dan ruang “duree” yang terus
menerus. Guliran itu menjadi awal dari
rangkaian terbentuk nya apriori yang di sebut oleh Bergson sebagai alam semesta
yang terus bergerak.
Cinema juga sangat erat
kedekatan nya dengan Montage. Montage adalah kumpulan dari image yang akan membentuk
sebuah alur yang akan membentuk sensasi, kumpulan imagi tersebut akan bergulir didalam sebuah framing. Sementara movement adalah pergerakan yang berada
di antara Montage dan akan
menghasilkan sebuah perspektif kepada khalayak, yang mengarahkan pada masa
lalu, masa sekarang dan masa akan datang.
Maka dari itu dapat disimpulkan atas beberapa susunan konsepsi pemikiran bahwa sensasi itu tercipta dari
berbagai pola yang telah disusun sebelumya yang akan dapat dirasakan bagi
khalayak, tetapi bukan dari sang pengkarya. Munculnya sensasi yang dilihat dari
objek Cinema yakni, melalui kumpulan
ruang dan waktu yang bergulir “duree”, yang diambil dengan shoot yang akan menghasilkan image
, kemudian hal tersebut dikolaborasikan dengan movement sehingga
menghasilakan montage yag mana dari prosesi tersebut akan disatukan
didalam frame , yang akan
menghasilkan sebuah sensasi pada penonton yang menyaksikan.
Komentar
Posting Komentar